AkreditasiLIPI Nomor : 408/AU2/P2MI-LIPF/04/2012 Volume 11, Nomor 3, Juli - September 2012 DINAMIKA PENANGANAN GERAKAN KEAGAMAAN Pemikiran dan Gerakan Keagamaan Mahasiswa: Merebaknya Radikalisme Islam di Kampus Arifuddin Ismail Harmoni dalam Keragaman: Konstruksi Perdamaian dalam Relasi Islam - Katolik Sunda Wiwitan di Kali Minggir
Lamongan - Desa Balun, Kecamatan Turi kerap disebut sebagai Desa Pancasila. Desa ini kembali membuktikan kerukunan dengan meresmikan Padmasana di Pura Sweta Pura Sweta Mahasuci, Mangku Tadi mengatakan, Padmasana diresmikan Bupati Lamongan Fadeli dan jajaran Forkopimda, Rabu 12/8. Padmasana ini dibangun berkat kerja sama dari berbagai pihak. Tak hanya Pemkab Lamongan, tapi juga dibantu para donatur."Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang turut membantu pembangunan Padmasana ini," kata Mangku saat dikonfirmasi, Kamis 13/8/2020. Padmasana, menurut Mangku, merupakan sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia. Pendanaan pembangunan Padmasana ini tidak hanya berasal dari umat Hindu saja. Tapi juga berasal dari umat agama lain dan juga bantuan dari Pemkab Lamongan."Keberadaan Padmasana sangat penting bagi umat Hindu, sebab jika belum memiliki Padmasana, maka belum bisa disebut Pura," terang menambahkan, Pura Sweta Mahasuci memiliki kurang lebih 300 jemaah yang kebanyakan berdomisili di Desa Balun. Yang juga dikenal sebagai Desa Pancasila.
BelajarBerbhineka dari Desa Balun Lamongan. Potret tempat ibadah umat beragama yang saling berdekatan. (Foto: Avirista/Okezone) Post author: Sunarto Heri Kustanto; Beliau bersembunyi disekitar Candi Pari, sebelum akhirnya ia mensyiarkan Agama Islam di daerah ini hingga akhir hayatnya. Ia pun mendapatkan gelar “Sunan Tawang Alun” dan
Lamongan - Sejak lama Desa Balun di Lamongan dikenal sebagai Desa Pancasila karena keragaman pemeluk agama yang hidup berdampingan secara damai. Kini desa tersebut dinobatkan sebagai desa wisata religi. Kepala Desa Balun Khusyairi mengatakan, pada dasarnya Desa Balun sudah memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Jadi ketika dikelola dengan benar akan semakin memberi dampak yang baik pula pada masyarakat."Desa Balun sangat layak diresmikan sebagai Desa Wisata Religi. Karena sudah memiliki embrio, kebudayaan dan kesenian yang bisa menarik wisatawan," kata Kusyairi saat peresmian Desa Balun sebagai desa wisata religi, Sabtu 27/4/2019. Menurut Kusyairi, Desa Balun selama ini mendapat julukan desa Pancasila karena kemajemukan warganya. Di Desa Balun, meski berbeda keyakinan keagamaan tetapi bisa hidup menambahkan, di Desa Balun hidup berdampingan 3 pemeluk agama. Yaitu Islam, Kristen dan Hindu."Hidup rukun dan damainya 3 pemeluk agama di desa kami ini semoga bisa menjadi nilai jual dalam menarik minat wisatawan untuk datang ke Desa Balun sambil melakukan penelitian," imbuhnya. Selain rukunnya 3 pemeluk agama, lanjut Kusyairi, potensi wisata lainnya yakni budaya. Kusyairi berharap, budaya atau potensi yang dimiliki Desa Balun akan dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan."Kami juga punya agenda tahunan semacam pawai Ogoh-ogoh yang banyak dikunjungi masyarakat dari luar Kota Lamongan. Kami juga punya kesenian karawitan dan banyak budaya lain yang bisa kita gali," tutur Kusyairi yang berjanji akan mengemasnya dengan baik untuk meningkatkan APBDes. Bupati Lamongan Fadeli menyampaikan, penobatan Desa Balun sebagai desa wisata religi ini dirasa tepat. Pasalnya, selama ini Desa Balun sudah dikenal menjadi salah satu ikon Lamongan yang sudah sampai ke tingkat nasional dan mendunia."Inilah yang menjadi ikon-nya Lamongan, salah satunya di Desa Balun ini yang memang perlu terus kita angkat. Dengan harapan potensi yang kita kembangkan ini bisa menjadi ikon atau kekuatan yang ada di desa ini menjadi inspirasi di desa-desa lain. Ikon-nya Lamongan terus bertambah lagi, desa-desa wisata bertambah lagi, menginspirasi desa-desa yang lain," kata Bupati Lamongan, Fadeli saat peresmian Desa Balun sebagai desa wisata menambahkan, mereka sengaja me-launching desa wisata religi untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan ketenaran Balun sebagai desa wisata dan Desa Pancasila. Ia berharap peresmian ini akan mendorong banyak desa di Lamongan untuk semakin sadar dalam mengembangkan potensi desa."Kita tunjukkan Desa Balun ini menjadi ikon-nya agama-agama dan kebersamaannya. Kita bayangkan, di sini ada masjid, di depannya ada gereja, di sebelahnya ada pura. Tapi bisa hidup berdampingan, guyup, rukun, bahkan lebih rukun daripada di tempat lain," imbuh Desa Balun sebagai desa wisata religi di Lamongan merupakan hasil inisiasi dari para mahasiswa Universitas Bhayangkara Ubara yang sedang menjalani KKN Tematik di desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Turi itu. Peresmian tersebut, kata Rektor Universitas Bhayangkara Brigjen Pol purn Edy Prawoto, tidak hanya mengembangkan budaya dan tradisi di Desa Balun tetapi menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat."Saat ini mungkin aspek budayanya lebih dulu, tapi nanti akan berkaitan dengan aspek ekonomi. Yang mana aspek ekonomi akan menjadi daya jungkit desa ini yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat," ujar Edy. Peresmian Desa Balun sebagai desa wisata dimeriahkan berbagai kesenian daerah yang digali dari kearifan lokal. Sejumlah kesenian daerah tersebut di antaranya Tari Jejer dan Tari Gambyong. Acara ini juga dihadiri Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Ismunawan serta sejumlah Kepala OPD dan ditutup dengan doa bersama tiga tokoh agama di Desa Balun. sun/bdh KEHIDUPANBERAGAMA MASYARAKAT DESA PLAOSAN KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis Desa Plaosan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Jarak dengan ibu kota kecamatan terdekat adalah 3 km, dengan lama tempuh ke ibu kota keceamatan adalah 10 menit. Lamongan - Toleransi di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan terpupuk dengan baik. Desa ini dikenal masyarakat dengan sebutan Desa Pancasila. Sebutan ini terpatri karena sikap toleransi masyarakatnya yang tinggi meski berbeda desa ini didiami pemeluk agama Islam, Hindu, dan Kristen yang rumah ibadahnya berdampingan. Sebutan sebagai Desa Pancasila memang sudah lama disematkan ke desa yang hanya berjarak sekitar 4 km dari pusat kota Lamongan ini bermula ketika banyak mahasiswa dan peneliti yang datang ke desa. Mereka datang untuk meneliti keunikan desa dengan 3 agama yang masyarakatnya hidup rukun, damai dengan toleransi yang tinggi. "Sebutan sebagai Desa Pancasila ini bermula ketika banyak mahasiswa dan peneliti yang datang ke desa ini dan menyebutnya sebagai Desa Pancasila karena rukunnya 3 umat berbeda agama di sini," kata salah seorang warga Desa Balun, Sutrisno, Selasa 8/6/2022.Gereja yang lokasinya bersebelahan dengan tempat ibadah lain di Desa Pancasila Lamongan Foto Eko Sudjarwo/detikJatimSementara itu, Kepala Desa Balun, Kusyairi mengatakan, ada 3 agama yang hidup berdampingan di desanya, yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Rumah ibadah ketiga umat beragama ini pun berdampingan dan hanya dipisahkan lapangan dan jalan sini ada Masjid Miftahul Huda dengan menara dan arsitekturnya yang indah. Masjid ini baru diresmikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pada Selasa 7/6/2022 malam. Di sebelah masjid, ada bangunan Pura Sweta di seberang masjid yang hanya dipisahkan oleh lapangan desa, berdiri Gereja Kristen Jawi Wetan GKJW."Setiap tahun rutin kita juga menggelar peringatan Hari Lahir Pancasila yang dihadiri tokoh dan umat lintas agama, dan untuk tahun ini baru kita gelar pada Selasa malam 7/6/2022," kata Mbah Alun, Tokoh Penting di Desa Balun TempatIbadah di Desa Pancasila Dibersihkan Polres Lamongan, Ada Apa? Jumat, 25 Juni 2021 - 15:13 | 26.85k Petugas melakukan bersih-bersih di pura yang ada di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jumat (25/6/2021).Toleransi kerukunan hingga keragaman ketiga hal tersebut akhir - akhir ini sering dibicarakan oleh masyarakat luas.Memang ketiga hal ini mulaiTIMESINDONESIA, LAMONGAN – Penerapan konsep tangguh guna menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lamongan terus diperluas. Setelah menyasar sektor pendidikan, industri hingga perkampungan, hari ini tiga tempat peribadatan di Desa Balun diresmikan sebagai tempat ibadah tangguh, Rabu 12/8/2020. Ketiga tempat peribadatan di Desa Balun yang diresmikan sebagai tempat ibadah tangguh adalah Masjid Miftahul Huda, Gereja Kristen Jawi Wetan GKJW Jemaat Lamongan Wilayah Balun dan Pura Sweta Maha Menurut Fadeli, Desa Balun memiliki keunikan tersendiri, lantaran terdapat Pura, Masjid dan Gereja yang saling berdampingan dalam satu lokasi. "Masyarakatnya juga hidup dengan rukun dan damai. Desa ini menjadi simbol negara, ketuhanan yang maha esa, negara pancasila, dari berbagai agama tapi masyaratknya bisa menjadi satu," kata Fadeli, usai peresmian tempat ibadah tangguh. Menurut Fadeli, kerukunan antar umat beragama di desa yang juga disebut Desa Pancasila tersebut dapat menjadi contoh kerukunan di desa-desa dan tempat lain di Indonesia. "Kita tularkan perdamaian seperti ini di desa-desa yang lain, di tempat-tempat yang lain, karena persatuan dan kesatuan, kegotong royongan seperti di Desa Balun ini sangat diperlukan," ucapnya. Fadeli pun berharap kekompakan masyarakat Desa Balun tidak hanya terjadi dalam kehidupan beragama, namun juga dapat bersatu dalam melaksanakan upaya penanggulangan Covid-19. "Kalau kita berbicara tangguh Covid-19, harus jaga jarak, maskernya harus dipakai, harus ada tempat cuci tangan. Jadi mari kita bersama-sama mematuhi protokol kesehatan, baik saat beraktifitas maupun saat beribadah," tutur Fadeli. Dalam peresmian tiga tempat ibadah tangguh di Desa Balun tersebut, Fadeli juga menyampaikan bahwa tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Lamongan telah lebih dari 70 persen. "Sampai hari ini total 343 orang yang terkonfirmasi positif, yang sembuh 247 orang, sudah lebih dari 70 persen. Ini menurut saya berkat kerja keras kita semua, masryarakat Lamongan. Jadi mari kita tingkatkan kedisiplinan kita dalam menerapkan protokol kesehatan," kata Fadeli. Pada kesempatan tersebut, Fadeli bersama Kapolres Lamongan, AKBP Harun, Dandim 0812 Lamongan yang diwakili Kasdim Mayor Arh GN Putu Ardana beserta jajaran Forkopimda lainnya juga menyerahkan bantuan masker, wastafel, thermogun dan alat semprot kepada ketiga tempat ibadah tangguh di Desa Balun. *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow. Sebelummengumpulkan informasi di Desa Balun, tiga anggota tim ini diterima Bupati Lamongan, Fadeli bersama Sekkab, Yuhronur Efendi dan sejumlah Kepala OPD di ruang kerja bupati, Senin (17/06). Kepada Bupati Fadeli, salah satu anggota tim kajian, Martin Lukito Sinaga menuturkan jika Desa Balun mungkin bisa jadi model demokrasi yang tidak pakai .