Bayam(Amaranthusspp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau.Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia.Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjabarkan beberapa cara mengenai tanaman yang dapat ditumbuhkan tanpa menggunakan tanah. Metode-metode ini secara umum juga dikenal dengan sebutan bercocok tanam tanpa tanah. Termasuk menumbuhkan tanaman di tempat-tempat yang diisi air atau metode perantara bukan tanah, termasuk kerikil, pasir, zat silikat, dan medium-medium lain yang langka, mengetahui pengaruh limbah cair tahu terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bayam merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL faktorial. Faktor dalam penelitian ini yaitu larutan nutrisi L dan media tanam M. dianalisis menggunakan ANOVA dua jalur. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu larutan nutrisi L dan media tanam M. Dari hasil penelitian diketahui bahwa, pada perlakuan L1M1 merupakan perlakuan larutan limbah cair tahu dengan media tanam teknik hidroponik diperoleh hasil tinggi tanam dengan rata-rata 7,70 cm. Begitu juga pada pengamatan jumlah daun pada perlakuan L1M1 juga diperoleh hasil rata-rata 4,00 helai. Sama halnya pada panjang akar tanaman bayam merah diperoleh rata-rata paling tinggi, yaitu pada perlakuan L1M1 dengan rata-rata panjang akar 23,75 cm Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 1, Number 1, 2018, PAGE 1 - 9 ISSN Print 2622-4275 – Online 2622-7770 DOI Submitted Agust 03, 2018; Accepted December 14, 2018 JURNAL BIOSILAMPARI JURNAL BIOLOGI Copyright © STKIP PGRI Lubuklinggau SISTEM TANAM HIDROPONIK SAYUR BAYAM MERAH Amaranthus gangeticus DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH CAIR TAHU SEBAGAI NUTRISI PERTUMBUHAN Anita Restu Puji Raharjeng1, Awalul Fatiqin2, Riri Novita Sunarti3 1,2,3 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. Zainal Abidin Fikri No. 1 A KM 3,5, Palembang 30126, Indonesia *Corresponding author, e-mail anitaraharjeng_uin A B ST RA C T The aims of this research is to know the effect of liquid wastes on vegetative growth of red spinach plants. This research used Factorial Random Design RAL. Objeks in this research are nutrient solution L and planting medium M. The data was analyzed using two way ANOVA. The treatment in this research is nutrient solution L and planting medium M. There are 2 types of nutrients used, the aquadest and the tofu liquid waste. There are 2 types of medium used, the cocopeat media and sand media. From result of research it is known that, at treatment L1M1 which is treatment with tofu liquid waste on cocopeat planting medium technique obtained high yield of planting with average 7,70 cm. Likewise on the observation of the number of leaves on L1M1 treatment also obtained an average yield of pieces. Similarly, at the roots of red spinach plants obtained the highest average, namely the treatment of L1M1 with an average root length of cm. Conclusion the use of tofu liquid waste as an additional nutrient for the growth of red spinach vegetable plants has an effect on the vegetative growth of red spinach plants. Keywords Hydroponic, Tofu Liquid Waste, Growth PENDAHULUAN Limbah merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan yang membawa dampak memburuknya kesehatan bagi mayarakat. Dampak buruk tersebut disebabkan oleh limbah cair dari berbagai industri seperti industri pabrik tahu yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair yang masih banyak mengandung unsur-unsur organik. Unsur organik dalam limbah cair itu mudah membusuk dan mengeluarkan bau yang kurang sedap sehingga selain mencemari air juga dapat mencemari udara sekitar pabrik produksi Makiyah, 2013. Industri tahu dalam proses pengolahannya, menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah padat tahu berbahaya jika langsung dibuang tanpa pengolahan lebih terlebih dahulu, karena limbah ini dapat merubah kualitas air dan menurunkan kemampuan air di sekitar industri tahu. Sedangkan limbah cair tahu mengandung zat organik yang tinggi misalnya protein, lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, fosfor serta zat besi dan nitrogen Hadiyanto, 2018. Kandungan dalam limbah cair tahu tersebut dapat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman bayam. Dari beberapa uraian tersebut, bahwasannya dalam limbah yang dipandang tidak dapat digunakan lagi tenyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan nutrisi untuk pertumbuhan suatu tumbuhan. Limbah cair tahu tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk cair atau larutan nutrisi untuk pertumbuhan tumbuhan. Karena dalam Anita Restu Puji Raharjeng, Awalul Fatiqin, Riri Novita Sunarti 2 pertumbuhan tumbuhan sangat diperlukan nutrisi-nutrisi baik dalam jumlah mikro maupun makro, sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Mengenai hal tersebut telah diterangkan di dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dalam surat Ar-Ra’d ayat 4 Allah SWT berfirman yang artinya “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir.” Sangatlah jelas bahwa, Allah yang dalam firmanNya tersebut menjelaskan kepada hambanya untuk mempelajari apa yang telah diciptakan-Nya di bumi ini. Sekecil apa pun ciptaan-Nya tidaklah mungkin tidak mempunyai arti atau maksud yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Kita sebagai manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi ini, kemudian telah dibekali akal oleh Allah mempunyai kewajiban untuk memikirkan dan mengkaji serta meneliti apa yang telah Allah berikan kepada kita. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk memikirkan dan menemukan solusi yang tepat terhadap pemanfaatan limbah cair tahu, yang kebanyakan tidak digunakan lagi. Setelah diketahui beberapa kandungan nutrisi di dalam limbah cair tahu tersebut, maka dalam penelitian ini dicoba untuk mengaplikasikan limbah tersebut sebagai tambahan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman bayam. Tanaman bayam digunakan dalam penelitian ini karena penyebaran tanaman bayam di Indonesia telah meluas ke seluruh wilayah dan merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai konsumsi harian masyarakat Indonesia. Data dari Biro Pusat Statistik tahun 1992 menyatakan bahwa dari ha luas pertanian bayam, ha berada di pulau Jawa dengan total volume produksi dalam satu tahun sebanyak ton atau 55% dari volume produksi nasional dalam tahun tersebut Bandini dan Aziz, 2001. METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di Green Corner Hydroponic Palembang selama 1 bulan, mulai tanggal 1 – 31 Agustus 2017. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah pembibitan atau penyemaian, polybag, mistar, kain penyaring, ember plastik, gunting, pisau/cutter, beker gelas, dan wadah penyimpan nutrisi bos air 10 liter. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah limbah cair tahu, cocopeat, air, kain planel, kertas label, dan benih bayam merah Amaranthus gangeticus. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL faktorial. Faktor dalam penelitian ini yaitu larutan nutrisi L dan media tanam M. a. Faktor I larutan nutrisi terdiri atas 2 macam yaitu L0 = Air biasa sebagai kontrol dan L1 = limbah cair tahu. b. Faktor II media tanam terdiri dari 2 macam yaitu M1 = cocopeat, M2 = media pasir. t – 1 r – 1 = 15 Dimana t = jumlah perlakuan r = jumlah ulangan JURNAL BIOSILAMPARI JURNAL BIOLOGI Volume 1, Number 1, 2018 ISSN Print 2622-4275 – Online 2622-7770 SISTEM TANAM HIDROPONIK SAYUR BAYAM .... 3 Cara Kerja Cara kerja penelitian ini sesuai dengan Kusumastuti 2005 dengan modifikasi. Penyiapan Limbah Cair Ampas Tahu Menyiapkan limbah cair tahu. Banyaknya larutan yang disiapkan disesuaikan dengan jumlah pot yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu sekitar ± ml selama pengamatan, yaitu 4 minggu. Penyaringan Limbah Cair Tahu sebelum Digunakan Sebelum menggunakan limbah cair tahu dalam percobaan, terlebih dahulu dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain saring. Hal ini bertujuan agar tidak tercampur oleh kerikil-kerikil kecil, pasir, dan sebagainya. Hasil penyaringan kemudian dapat digunakan dalam percobaan yang akan dilakukan. Penyemaian Bibit Tanaman Sebelum memulai penanaman dengan sistem hidroponik ini, yaitu dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Bibit tanaman yang digunakan adalah benih bayam merah Amaranthus gangeticus. Penyemaian menggunakan rockwool sejenis spons sebagai media persemaiannya. Pembuatan Tempat Media Tanam Terlebih dahulu disiapkan polybag berukuran 12 x 17 cm, kemudian masukkan pada polybag bagian atas tersebut, yaitu medianya menggunakan pasir, dan cocopeat sesuai dengan perlakuan. Penanaman dan Pemeliharaan Kecambah bayam merah Amaranthus gangeticus yang telah berdaun 4 dipindahkan pada masing-masing pot/botol yang telah dibuat, yaitu dengan meletakkan bibit yang sudah disemai menggunakan rockwool di tengah rockwoll-nya disertakan dalam penanaman. Lalu media tanam sesuai dengan perlakuan media pasir, sekam bakar, cocopeat, agar bibit tidak bergeser. Bagian bawah botol tersebut diisi 300 ml air ataupun limbah cair sesuai perlakuan. Pergantian air dan limbah cair tahu tersebut dilakukan tiga hari sekali. Variabel Pengamatan Data yang diamati adalah jumlah daun, tinggi tanaman dan panjang akar. Pengukuran dilaksanakan setelah tanaman berumur 7 hari setelah tanam. Tahap Pengamatan a. Tinggi tanaman diukur setiap minggu dengan cara mengukurnya dari permukaan atas media sampai dengan ujung tunas daun. b. Dihitung jumlah daun yang tumbuh sempurna, dilakukan seminggu sekali mulai dari minggu pertama setelah penanaman sampai panen. c. Kegiatan tersebut dilakukan selama enam minggu, yaitu pada minggu pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam setelah pemindahan benih. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Data tinggi tanaman bayam merah Amaranthus gangeticus berdasarkan perlakuan dan ulangan dari pengamatan setiap minggu dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa, hasil rata-rata tinggi tanaman bayam merah yang telah dihitung dari pengamatan 1 – 4 MST minggu setelah tanam, pada larutan air biasa dengan media tanam cocopeat hidroponik L0M1 berkisar 6,48 cm, pada larutan air biasa dengan media tanam pasir L0M2 berkisar 4,84 cm, pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik L1M1 berkisar 6,98 Anita Restu Puji Raharjeng, Awalul Fatiqin, Riri Novita Sunarti 4 cm, dan pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam pasir L1M2 berkisar 2,53 cm. Tabel 1. Data Rata-rata Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Bayam Merah Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis sidik ragam dengan pola RAL, dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Dapat diketahui hasil analisis tersebut pada tabel 2. Hasil uji lanjut dengan uji Duncan taraf 5%, karena nilai KK Koefisien Keragaman yang dihasilkan sebesar 34,70%, dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 2. Analisis Data Pengaruh Limbah Cair Tahu terhadap Tinggi Tanaman Bayam Merah Keterangan * = berbeda nyata Tabel 3. Hasil Uji Duncan Tinggi Tanaman Bayam Merah Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan tambahan nutrisi limbah cair tahu dan media tanam memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam tabel 2. menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan ANOVA dua jalur diperoleh untuk media tanam F hitung sebesar 14,92 dan nilai Ftabel pada taraf 5% = 4,35 Fhitung lebih besar daripada Ftabel. Sedangkan pada penambahan limbah cair tahu yaitu Fhitung sebesar 0,91, sehingga Fhitung tersebut lebih besar nilainya daripada Ftabel pada taraf 5% = 4,35 F hitung > F tabel. Artinya penambahan nutrisi limbah cair tahu memiliki pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman bayam merah. Adapun hasil rata-rata tinggi tanaman bayam merah yang telah dihitung dari pengamatan 1 – 4 MST minggu setelah tanam, dapat diketahui bahwa pada larutan air biasa dengan media tanam cocopeat hidroponik L0M1 berkisar 6,48 cm, pada JURNAL BIOSILAMPARI JURNAL BIOLOGI Volume 1, Number 1, 2018 ISSN Print 2622-4275 – Online 2622-7770 SISTEM TANAM HIDROPONIK SAYUR BAYAM .... 5 larutan air biasa dengan media tanam pasir L0M2 berkisar 4,84 cm, pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik L1M1 berkisar 6,98 cm, dan pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam pasir L1M2 berkisar 2,53 cm. Pada perlakuan L1M1 yakni penambahan larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik rata-rata tinggi tanaman bayam merah diperoleh 6,98 cm. Pada perlakuan ini, penanaman bayam merah pada media tanam cocopeat hidroponik merupakan rata-rata tinggi tanaman paling tinggi. Pertumbuhan tanaman bayam merah pada perlakuan ini cukup baik. Tinggi tanaman dipengaruhi dengan adanya unsur makro dan unsur mikro media. Unsur hara makro dan mikro yang tersedia bagi tanaman akan dengan mudah dimanfaatkan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman Hakim, 2006. Dalam penelitian ini, limbah cair tahun memiliki banyak kandungan N yang merupakan unsur makro yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Ditambah lagi pH limbah cair tahu yang digunakan memiliki pH 6 yang merupakan pH yang sesuai untuk absorbsi zat N ke dalam tanaman Saputri, 2015. Jumlah Daun Data yang didapat dari hasil penelitian, jumlah daun tanaman bayam merah Amaranthus gangeticus berdasarkan perlakuan dan ulangan dari pengamatan setiap minggu dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Data Rata-rata Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah Dari data pengamatan rata-rata jumlah daun dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah daun tanaman bayam merah yang telah dihitung dari pengamatan 1 – 4 MST Minggu Setelah Tanam, pada larutan air biasa dengan media tanam cocopeat hidroponik L0M1 adalah 3,95 helai, pada larutan air biasa dengan media tanam pasir L0M2 adalah 2,63 helai, pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik L1M1 adalah 4,70 helai, dan pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam pasir L1M2 adalah 3,91 helai. Tabel 5. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Limbah Cair Tahu terhadap Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah Keterangan * = berbeda nyata Anita Restu Puji Raharjeng, Awalul Fatiqin, Riri Novita Sunarti 6 Kemudian dari data tersebut dilakukan analisis sidik ragam dengan pola RAL dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Adapun hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan hasil KK Koefisien Keragaman yang telah didapatkan yaitu sebesar 40,82%, maka uji lanjut yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji Duncan taraf 5% seperti pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Duncan Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah Pada perlakuan L0M1 rerata jumlah daun bayam merah tiap minggunya mengalami penurunan tabel 4. Hal ini disebabkan karena adanya faktor lain yang menyebabkan daun menjadi kering dan akhirnya rontok. Faktor tersebut diantaranya adanya penyakit dan hama yang menyerang tanaman. Begitu juga pada perlakuan L0M2, L1M1, dan perlakuan L1M2 setelah dilakukan pengamatan selama empat minggu rerata jumlah daun selalu mengalami penurunan. Menurut Rukmana 1995, hama yang merusak pertanaman sayur yaitu ulat tanah, kutu daun, dan tungau, sedangkan penyakit yang sering ditemukan adalah bercak septoria, bercak cercospora, nematoda akar, dan hawar daun bakteri. Menurut Wasonowati 2011, pengaruh tinggi tanaman berkaitan dengan bertambahnya jumlah dan ukuran sel serta pembentukan jaringan yang sebanding dengan pertumbuhan batang daun dan sistem perakarannya. Pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan aktivitas pembentukan xylem dan pembesaran sel-sel yang tumbuh. Aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel-sel baru di luar lapisan-lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan tinggi tanaman. Pada pengamatan jumlah daun tanaman bayam merah ini dilakukan penghitungan satu minggu sekali 1–4 MST. Jumlah daun yang tumbuh menunjukkan rata-rata hasil yang berbeda-beda. Adapun hasil akhir jumlah daun tanaman bayam merah tabel 6 memiliki rata-rata yaitu pada larutan air biasa dengan media tanam cocopeat hidroponik L0M1 adalah 3,95 helai, pada larutan air biasa dengan media tanam pasir L0M2 adalah 2,63 helai, pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik L1M1 adalah 4,70 helai, dan pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam pasir L1M2 adalah 3,91 helai. Jumlah helaian daun tanaman dipengaruhi oleh keberadaan makro dan mikro nutrient dalam media. Menurut Maillard, dkk., 2015 disebutkan bahwa ketidakadaan unsur N akan mengakibatkan penuaan pada daun. Limbah cair tahu kaya akan unsur N, sehingga unsur ini mendorong perbanyakan dan pertumbuhan daun tanaman. Selain itu, unsur Ca dan Mn yang terkandung dalam limbah cair tahu dapat memacu pertumbuhan floem tanaman. Unsur K, P dan Mg diketahui memiliki peran penting dalam pemasakan buah dan pertumbuhan vegetatif. Ditambah pula dengan kondisi pH yang sesuai yaitu 6 mengakibatkan unsur – unsur tersebut mudah untuk diserap dan diedarkan di seluruh bagian tanaman. JURNAL BIOSILAMPARI JURNAL BIOLOGI Volume 1, Number 1, 2018 ISSN Print 2622-4275 – Online 2622-7770 SISTEM TANAM HIDROPONIK SAYUR BAYAM .... 7 Panjang Akar Pada pengamatan panjang akar ini dilakukan pengukuran satu kali, yaitu panjang akar diukur pada minggu keempat atau pada akhir pengamatan. Berdasarkan perlakuan dan ulangan dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh data hasil penelitian panjang akar tanaman bayam merah Amaranthus gangeticus pada tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Hasil Pengamatan Tanaman Bayam Merah Dari data hasil pengamatan rata-rata panjang akar tanaman bayam merah, dapat diketahui bahwa pada larutan air biasa dengan media tanam cocopeat hidroponik L0M1 berkisar 17,26 cm, pada larutan air biasa dengan media tanam pasir L0M2 berkisar 16,25 cm, pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik L1M1 berkisar 23,75 cm, dan pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam pasir L1M2 berkisar 10,91 cm. Kemudian dari data tersebut dilakukan analisis sidik ragam dengan pola RAL dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Adapun hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Limbah Cair Tahu terhadap Panjang Akar Tanaman Bayam Merah Keterangan * = berbeda nyata Berdasarkan hasil analisis data tabel 8, didapatkan nilai KK Koefisien Keragaman adalah 36,50%. Adapun selanjutnya untuk mengetahui perbedaan pengaruh masing-masing perlakuan dilakukan uji lanjut. Berdasarkan hasil KK Koefisien Keragaman yang didapatkan, maka uji lanjut yang dilakukan untuk pengamatan panjang akar ini adalah dengan menggunakan Uji Duncan taraf 5 %, seperti pada tabel 9. Pada pengamatan panjang akar, dilakukan satu kali selama penelitian yaitu pada akhir panelitian minggu ke-4 pengamatan. Adapun data rata-rata yang diperoleh pada larutan air biasa dengan media tanam cocopeat hidroponik L0M1 berkisar 17,26 cm, pada larutan air biasa dengan media tanam pasir L0M2 berkisar 16,25 cm, pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam cocopeat hidroponik L1M1 berkisar 23,75 cm, dan pada larutan limbah cair tahu dengan media tanam pasir L1M2 berkisar 10,91 cm. Data dari hasil pengukuran panjang akar tersebut menunjukkan rata-rata yang berbeda-beda. Anita Restu Puji Raharjeng, Awalul Fatiqin, Riri Novita Sunarti 8 Tabel 9. Hasil Uji Duncan Panjang Akar Tanaman Bayam Merah Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa pada perlakuan kontrol yakni dengan larutan nutrisi air biasa akar tanaman memanjang sampai ke tempat larutan nutrisi. Sedangkan pada perlakuan dengan penambahan larutan nutrisi limbah cair tahu, akar hanya berada pada media tanam, dan jumlah akar yang tumbuh pada tanaman cukup banyak. Berbeda dengan perlakuan kontrol, jumlah akar lebih sedikit dan berukuran panjang-panjang. Adapun penyebab terlalu panjangnya akar pada perlakuan kontrol tersebut yaitu sangat minimnya kandungan nutrisi yang ada pada larutan air biasa tersebut. Sedangkan media tanam dengan teknik hidroponik hanyalah sebagai penopang tanaman, dan pada media tanam tersebut jumlah nutrisi yang dikandungnya juga sedikit sehingga perlu penambahan nutrisi dari luar yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Jika nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan kurang tersedia bagi tumbuhan, maka akan menyebabkan akar berusaha untuk selalu mencari nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut. Menurut Rosliana 2005, menyatakan bahwa pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan. Pada media tanam kandungan nutrisi jumlahnya hanya sedikit, sehingga kebutuhkan nutrisi bagi tumbuhan kurang terpenuhi. Panjang akar sangat dipengaruhi oleh keberadaan makro dan mikro nutrient dalam media. Maillard, dkk., 2015 menyatakan bahwa unsur K, P dan Mg diketahui memiliki peran penting dalam perpanjangan akar dan merupakan unsur utama dalam perkecambahan. Limbah cair tahu memiliki kandungan K dan P yang tinggi, yang mana dengan kondisi pH yang sesuai yaitu 6 mengakibatkan unsur – unsur tersebut mudah untuk diserap dan diedarkan di seluruh bagian tanaman. SIMPULAN Penggunaan limbah cair tahu sebagai tambahan nurisi pertumbuhan tanaman sayur bayam merah, berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bayam merah. Media tanam pasir lebih optimum untuk pertumbuhan bayam merah ialah pada penggunaan larutan air biasa. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih ditujukan kepada LP2M UIN Raden Fatah Palembang telah memberikan hibah dana penelitian pada tahun anggaran 2017. REFERENSI Bandini, Y. & Aziz, N. 2001. Bayam. Jakarta. Penebar Swadaya. Hadiyanto, H. 2018. Ozone Application for Tofu Waste Water Treatment and Its Utilisation for Growth Medium of Microalgae Spirulina sp. International JURNAL BIOSILAMPARI JURNAL BIOLOGI Volume 1, Number 1, 2018 ISSN Print 2622-4275 – Online 2622-7770 SISTEM TANAM HIDROPONIK SAYUR BAYAM .... 9 Conference on Energy, Environmental and Information System ICENIS 2017. Hakim, N. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi Pengapuran Terpadu. Padang Andalas University Press. Kusumastuti, 2005. Analisis Manfaat dan Biaya Sosial Limbah Industri Tahu dan Limbah Peternakan di Daerah Pedesaan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 12 1, 1-12. Makiyah, M. 2013. Analisis Kadar N, P dan K pada Pupuk Cair Limbah Tahu dengan Penambahan tanaman matahari Meksiko Thitonia diversivolia Skripsi. Semarang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Maillard, A., Diquélou, S. Billard, V. Laîné, P. Garnica, M. Prudent, M. Garcia-Mina, J-M., Yvin, & Ourry, A. 2015. Leaf Mineral Nutrient Remobilization During Leaf Senescence and Modulation by Nutrient Deficiency. Front Plant Sci, 6317, 1-15. doi Rosliana, R & Sumarni, N. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayur. Rukmana. 1995. Bertanam Seledri. Yogyakarta. Kanisius. Saputri, 2015. Pengolahan Air Limbah Cair Pabrik Tahu. Semarang Universitas Diponegoro. Wasonowati, C. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat Lycopersicon esculentum dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Fakultas Pertanian. Universitas Trunojoyo Madura. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. H. HadiyantoTofu industries produce waste water containing high organic contents and suspendid solid which is harmful if directly discharged to the environment. This waste can lead to disruption of water quality and lowering the environmental carrying capacity of waters around the tofu industries. Besides, the tofu waste water still contains high nitrogen contents which can be used for microalgae growth. This study was aimed to reduce the pollution load chemical oxygen demand-COD of tofue wastewater by using ozone treatments and to utilize nutrients in treated tofu waste water as medium growth of microalgae. The result showed that the reduction of COD by implementation of ozone treatment followed first order kinetic. Under variation of waste concentrations between 10-40%, the degradation rate constant was in the range of min-1. The microalgae was able to grow in the tofue waste medium by the growth rate constants of day-1. This study concluded that tofu waste was highly potent for microalgae plants have to cope with fluctuating mineral resource availability. However, strategies such as stimulation of root growth, increased transporter activities, and nutrient storage and remobilization have been mostly studied for only a few macronutrients. Leaves of cultivated crops Zea mays, Brassica napus, Pisum sativum, Triticum aestivum, Hordeum vulgare and tree species Quercus robur, Populus nigra, Alnus glutinosa grown under field conditions were harvested regularly during their life span and analyzed to evaluate the net mobilization of 13 nutrients during leaf senescence. While N was remobilized in all plant species with different efficiencies ranging from 40% maize to 90% wheat, other macronutrients K-P-S-Mg were mobilized in most species. Ca and Mn, usually considered as having low phloem mobility were remobilized from leaves in wheat and barley. Leaf content of Cu-Mo-Ni-B-Fe-Zn decreased in some species, as a result of remobilization. Overall, wheat, barley and oak appeared to be the most efficient at remobilization while poplar and maize were the least efficient. Further experiments were performed with rapeseed plants subjected to individual nutrient deficiencies. Compared to field conditions, remobilization from leaves was similar N-S-Cu or increased by nutrient deficiency K-P-Mg while nutrient deficiency had no effect on Mo-Zn-B-Ca-Mn, which seemed to be non-mobile during leaf senescence under field conditions. However, Ca and Mn were largely mobilized from roots -97 and -86% of their initial root contents, respectively to shoots. Differences in remobilization between species and between nutrients are then discussed in relation to a range of putative BandiniN AzizBandini, Y. & Aziz, N. 2001. Bayam. Jakarta. Penebar Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi Pengapuran TerpaduN HakimHakim, N. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi Pengapuran Terpadu. Padang Andalas University Manfaat dan Biaya Sosial Limbah Industri Tahu dan Limbah Peternakan di Daerah PedesaanT A KusumastutiKusumastuti, 2005. Analisis Manfaat dan Biaya Sosial Limbah Industri Tahu dan Limbah Peternakan di Daerah Pedesaan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 12 1, 1-12. Kadar N, P dan K pada Pupuk Cair Limbah Tahu dengan Penambahan tanaman matahari Meksiko Thitonia diversivoliaM MakiyahMakiyah, M. 2013. Analisis Kadar N, P dan K pada Pupuk Cair Limbah Tahu dengan Penambahan tanaman matahari Meksiko Thitonia diversivolia Skripsi.Bertanam Seledri. Yogyakarta. KanisiusRukmanaRukmana. 1995. Bertanam Seledri. Yogyakarta. Air Limbah Cair Pabrik TahuR N R SaputriSaputri, 2015. Pengolahan Air Limbah Cair Pabrik Tahu. Semarang Universitas Pertumbuhan Tanaman Tomat Lycopersicon esculentum dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Fakultas PertanianC WasonowatiWasonowati, C. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat Lycopersicon esculentum dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Fakultas Pertanian. Universitas Trunojoyo Madura.
Contohkarya ilmiah tentang tanaman tomat. Hanya atas limpahan rahmat hidayah serta karunia-Nya yang tiada habisnya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul. Inilah ulasan mengenai contoh karya tulis ilmiah tentang sayuran bayam dan pembahasan menarik lainnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan topik contoh
Bayammerupakan tumbuhan atau tanaman yang biasanya di budidayakan untuk tujuan di konsumsi sebagai sayuran pendamping nasi. Anak dapat mengisi kolase dengan daun bayam 5. Tekstur fungsi dan ciri-ciri lainnya 315 415 Seni Anak menghasilkan karya kolase Indikator 1. Anak dapat menceritakan tentang manfaat sayur bayam 4. Ciri Ciri Tanaman Bayam.
KlasifikasiIlmiah Bayam 21 22 3.1 Tabel pengamatan pertumbuhan bayam setiap minggu dengan bebagai jenis lampu 44 4.1 Tabel pengaruh jenis lampu pada pertumbuhan lebar daun, jumlah daun dan tinggi batang tanaman bayam hijau 48 4.2 Tabel pengaruh jenis lampu pada pertumbuhan lebar daun, jumlah daun dan tinggi batang tanaman bayam merah 53
Tanamanbayam mempunyai struktur batang, daun, bunga dan alat reproduksi. Bagian batang pada bayam banyak mengandung air dan tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Terkadang batangnya mengeras seperti kayu, dan mempunyai cabang banyak. Cabang-cabang pada tanaman bayam biasanya akan melebar dan tumbuh tunas baru yang sering dipangkas.

webkoleksi soal cpnsjumlahpekerja. Browse By Category

KaryaIlmiah Biologi Penulisan karya ilmiah biologi tentang tumbuhan - judul karya ilmiah biologi sederhana - contoh karya ilmiah biologi smp Karya Ilmiah Seni Bonsai BAB I. PENDAHULUAN A. Tujuan Tujuan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah 1. Mengetahui bagian - bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai 2.

Bayam(Amaranthus) adalah tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting bagi tubuh.. Pemerian botani. Terna semusim yang menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan terhadap pencahayaan langsung karena
A spinosus. Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting. Pemerian botani. Terna semusim yang menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. .
  • koa8xrvy08.pages.dev/759
  • koa8xrvy08.pages.dev/398
  • koa8xrvy08.pages.dev/297
  • koa8xrvy08.pages.dev/423
  • koa8xrvy08.pages.dev/440
  • koa8xrvy08.pages.dev/813
  • koa8xrvy08.pages.dev/123
  • koa8xrvy08.pages.dev/804
  • koa8xrvy08.pages.dev/413
  • koa8xrvy08.pages.dev/83
  • koa8xrvy08.pages.dev/929
  • koa8xrvy08.pages.dev/176
  • koa8xrvy08.pages.dev/91
  • koa8xrvy08.pages.dev/903
  • koa8xrvy08.pages.dev/144
  • karya ilmiah tentang tumbuhan bayam